Minggu, 20 September 2015
KAOS DISTRO.Distro berasal dari kata
Distribution Store yang bisa diartikan sebagai tempat/outlet/toko yang secara
khusus mendistribusikan produk dari suatu komunitas. Biasanya berasal dari
komunitas music band-band independent atai intilahnya band indie dan komunitas
skateboard. Produk2nya biasanya terdiri dari album-album band indie sampai ke
pernak perniknya spt kaos dan aksesoris dan produk2 apparel untuk
skateboard. Di Bandung pun distro pertama kali dibuka untuk menjual produk
dari band-band luar khususnya band underground serta perlengkapan dan apparel
untuk skateboard. Dimulai dengan adanya Reverse di Jalan Sukasenang, yang
menjual berbagai kaos musik luar dan apparel skateboard. Reverse juga dikenal
sebagai markas musisi pelopor indie label waktu itu. Kemudian ada juga Hobbies
yang mengkhususkan diri pada produk-produk skateboard, serta Mossy yang khusus
hanya menjual kaos band-band luar. Sedangkan distro yang pertama menjual produk
dari clothing lokal sendiri adalah Anonim. Kemudian Flashy serta Cynical md di
Jakarta. Saat ini istilah dDistro kemudian dikenal sebagai toko/retail yang
khusus hanya menjual produk dari berbagai clothing lokal serta merchandise band
indie lokal.
Jadi
jika disimpulkan bahwa Distro merupakan outlet atau toko yang difungsikan
sebagai jalur distribusi dari produk-produk Clothing Company dari suatu
komunitas.
Sejarah
Perkembangan Distro
Keberadaan distro di kota
kembang Bandung berangkat dari komunitas musik underground dan
perlengkapan permainan skateboard. Distro ‘ Revers ‘ merupakan distro pertama
yang berada di jalan Sukasenang yang menjual berbagai t-shirt musik dari
luar negeri dan perlengkapan skateboard. Kemudian muncul distro ‘Hoobies’ yang
mengkhususkan diri pada skateboard serta distro ‘Mossy’ yang khusus menjual
t-shirt music kelompok luar negeri. perkembangan selanjutnya adalah pada
pertengahan tahun 1990 muncul distro yang pertama menjual produk dari musik
lokal, yaitu ‘Anonim’ dan ‘Riotic’ hingga pada puncaknya yaitu pada tahun
1996 sampai dengan tahun 1998 adalah masa dimana distro yang menjual
produk lokal bermunculan. Pada tahun 1996, berdirilah sebuah clothing company bernama
’347′ Boardrider.co’ kemudian disusul oleh kehadiran ‘Ouval Research’ pada
tahun 1997 hingga pada tahun 1998 semakin banyak yang bermunculan
yaitu ‘Airplane’, ‘Harder’, ‘No Labels’, ‘Monic’ dan ‘Two Clothes’.
Patut untuk disimak,
bahwa meskipun jauh-jauh hari sebelumnya telah banyak merk pakaian/fashion
lokal yang telah bertebaran, tapi istilah clothing dan distro ini baru dikenal
di negeri kita ini sewaktu dipopulerkan oleh merk-merk di atas.
Kemudian istilah clothing
maupun distro semakin berkembang menjadi satu kategori tersendiri karena adanya
soul serta karakter yang mampu membedakan mereka dengan yang lain.
Di antaranya adalah
adanya konsep yang jelas dari sisi desain, tidak sekedar menjiplak atau
mengambil desain dari luar. Kemudian adanya ekslusivitas dari sisi produksi, di
mana setiap desain untuk satu produk dirilis hanya dalam jumlah terbatas
(biasanya antara 50-150 per desain). Hal inilah yang menjadi salah satu pembeda
clothing dengan mass produk lain.
Selain itu salah satu
faktor pembeda lainnya adalah kentalnya hubungan antara clothing/distro dengan
komunitas lokal sebagai roots mereka. Selain orang-orang yang berada di
belakang tiap clothing tersebut rata-rata adalah pemuda yang dulunya
berkecimpung di scene lokal, kehadiran mereka pun ikut mensupport kehidupan
scene lokal yang sempat mati suri menyusul tiadanya lagi acara di Saparua
misalnya.
Karakteristik
Distro
Yang menarik dari distro adalah desain penataan layout
interiornya yang mempunyai ciri khas tersendiri antara distro satu dengan
distro lainnya, semua ingin menampilkan identitasnya masing-masing. Yang
menjadi hal yang menarik lagi ketika kita berkunjung ke salah satu distro
adalah penataan tempat, barang maupun tata cahaya yang di setting dengan sangat
menarik. Lahan distro yang kebanyakan tidak terlalu besar dan luas bisa disulap
menjadi tempat berbelanja busana yang sangat nyaman untuk para calon pembeli
yang berkunjung dengan variasi warna yang menarik untuk memberi kenyamanan
setiap orang yang datang untuk membeli atau sekedar mencari tahu tren busana
anak muda jaman sekarang. Sepatu, baju, kaos, sabuk, dompet, topi dll di
jual dengan harga yang disesuaikan dengan isi dompet remaja. Inilah yang
membuat distro semakin berkembang dan semakin menarik simpati para remaja di
kota-kota besar Indonesia.
Walaupun dengan segudang
citra positif yang termuat dalam perkembangan Distro di Indonesia tetap saja
ada sesuatu kekhawatiran yang berkembang yaitu para remaja menjadi sedikit
konsumerisme dalam berbelanja sebuah produk yang mereka sukai. Kekhawatiran
yang lain adalah remaja yang terlalu fokus mendandani fisik mereka semata.
Namun secara keseluruhan perkembangan distro di Indonesia tetap memberikan
pengaruh positif bagi perkembangan dunia fashion, gaya busana hingga membei
pembelajaran tentang sebuah kemandirian mendirikan usaha.
Oleh karena itu jika anda pengen membuat clothing atau distro,
tahap pertama adalah menentukan soul, konsep serta karakter dari
clothing/distro yang hendak anda dirikan. Jangan hanya terbawa trend! Patut di ingat
bahwa clothing/distro ini memiliki ciri tersendiri yang membedakannya dengan
bisnis biasa. Akan selalu ada idealisme D.I.Y (Do It Yourself) di balik setiap
clothing. Modal yang besar serta fasilitas yang melimpah bukanlah jaminan
kesuksesan. Karena publik pun akan bisa menilai mana clothing/distro yang
sesungguhnya dan mana yang hanya terbawa arus tren yang sedang marak, tanpa
memahami idealisme di balik bisnis clothing/distro yang sebenarnya.
Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi pengetahuan kita.
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)